Catatan
Bab
1
1. Supreme Master
TV, “Pengumuman Layanan Masyarakat tentang Perubahan Iklim: Apa yang Dikatakan
Para Tokoh Penting,” http://SupremeMasterTV.com/ina/bbs/board.php?bo_table=sos_video&wr_id=17
2. Penelitian PBB
yang dirujuk di sini adalah Henning Steinfeld et. al., Livestock’s Long
Shadow: Environmental Issues and Options. Organisasi Pangan dan Pertanian
Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), 2006.
3. Robert Goodland
dan Jeff Anhang menemukan bahwa “peternakan menyumbang 32.564 juta ton GRK per
tahun, yang setara dengan 51 persen emisi GRK global.” Lihat artikelnya,
“Livestock and Climate Change,” Worldwatch Magazine, (Nov/Des, 2009),
10-19. http://www.worldwatch.org/node/6294.
4. Ibid, p. 11.
5. Ini karena
ketika padi-padian diberikan untuk hewan yang dipelihara untuk konsumsi
manusia, 90% energi dari padi-padian yang asli hilang.
6. Supreme Master
TV, “Pengumuman Layanan Masyarakat Perubahan Iklim.”
7. Lucas Reijnders
dan Sam Soret, “Quantification of the Environmental Impact of Different Dietary
Protein Choices,” The American Journal of Clinical Nutrition, Vol. 78,
No. 3 (September 2003), 664S-668S. http://www.ajcn.org/content/78/3/664S.full.
8. Program Pangan Dunia, “Hunger Stats,” http://www.wfp.org/hunger/stats.
9. UNEP, Assessing
the Environmental Impacts of Consumption and Production. Juni, 2010. http://www.unep.fr/scp/publications/details.asp?id=DTI/1262/PA.
10. Goodland dan
Anhang, “Livestock and Climate Change” 15.
11. Lihat Elke
Stehfest et al., “Climate Benefits of Changing Diet.” Netherlands Environmental
Assessment Agency (Badan Penilai Lingkungan Belanda). Tersedia online di http://www.pbl.nl/en/publications/2009/Climate-benefits-of-changing-diet.html.
12. Penelitian oleh
SIWI dan IWMI (Stockholm International Water Institute and International Water
Management Institute), “Saving Water from Field to Fork” (Mei 2008) menemukan
bahwa 70% dari air bersih diberikan untuk ternak. http://ww.siwi.org/documents/resources/Policy_Briefs/PB_from_Field_to_Fork_2008.pdf.
Pusat Riset Kehutanan Internasional (Indonesia) menyatakan bahwa 60-70 persen
penggundulan hutan hujan tropis Amazon di Brasil adalah akibat dari peternakan
sapi. Center for International Forestry Research, “The Impact of the Growing
Demand for Beef on the Amazon Rainforest in Brazil,” 2 April 2004, http://www.mongabay.com/external/brasil_beef_amazon.htm. Lihat juga Cees de Haan et al., Livestock
and the Environment: Finding a Balance, Bab 2. http://www.fao.org/ag/againfo/programmes/en/lead/toolbox/FAO/Main1/index.htm.
13. Dalam sebuah
artikel yang diterbitkan di The Guardian, 15 April 2008, kolumnis George
Monbiot mengutip statistik FAO dan menyatakan, “Sementara 100 juta ton makanan
akan dialihkan tahun ini untuk bahan bakar mobil, 760 ton akan diambil dari
dari mulut manusia untuk makanan ternak. Ini bisa menutup defisit makanan
global 14 kali. Jika Anda peduli mengenai kelaparan, makanlah lebih sedikit
daging.” http://www.guardian.co.uk/commentisfree/2008/apr/15/food.biofuels?INTCMP=SRCH.
14. Ini adalah perkiraan yang dilakukan sendiri oleh Maha Guru Ching Hai. Hasilnya sesuai dengan data yang disajikan dalam kajian-kajian ilmiah baru-baru ini. Contohnya, menurut Stern Review, diperkirakan bahwa pada tahun 2050 biaya untuk beradaptasi dengan perubahan iklim bisa senilai antara $10 hingga $40 triliun per tahun. Lihat Nicolas Stern et al., The Economics of Climate Change: The Stern Review. HM Treasury, 2006. Pada bulan Februari 2009 Badan Penilaian Lingkungan Belanda menerbitkan laporan baru termasuk rekomendasi untuk kebijakan Belanda dan internasional mengenai keberlanjutan lingkungan. Laporan tersebut menyimpulkan bahwa 70% dari biaya mitigasi perubahan iklim bisa dihemat melalui perubahan global ke pola makan tanpa daging (NoM), dengan 80% bisa dihemat melalui pola makan tanpa produk hewani (NoAP / vegan): “Biaya total mitigasi pada saat ini untuk kurun waktu 2000–2050 baik untuk NoRM (tanpa daging hewan pemamah biak) maupun NoM berkurang sebesar 70% (0.3% dari GDP dan bukan 1%) dan bahkan lebih dari 80% untuk NoAP (tabel 6).” (halaman 14). Juga, “Menurut Healthy Diet, contohnya, emisi kumulatif berkurang sekitar 20%, sedangkan biayanya berkurang sebesar 50% lebih” ($20 triliun) (halaman 15). Memakai angka-angka dari Laporan Stern, diproyeksikan potensi penghematannya berturut-turut adalah sebesar $28 triliun dan $32 triliun.
15. Ibid.
Bab
2
16. Ilmuwan iklim
NASA Jay Zwally menggambarkan urgensi dari situasi ini sebagai berikut: “Lautan
Arktik bisa hampir bebas es pada akhir musim panas 2012, jauh lebih cepat
daripada perkiraan sebelumnya.” Lihat “Arctic Ice could be gone in five years” The
Telegraph, 12 Desember 2007. http://www.telegraph.co.uk/earth/earthnews/3318239/Arctic-ice-could-be-gone-in-five-years.html.
17. Para ilmuwan
dari Pusat Data Es dan Salju Nasional telah menemukan bahwa pada tahun 2009, es
yang berumur dua tahun lebih tercatat kurang dari 10% dari lapisan es pada
akhir bulan Februari. Lihat “Arctic Sea Ice Younger, Thinner as Melt Season
Begins,” di Arctic Ice News and Analysis, 6 April 2009, http://nsidc.org/arcticseaicenews/2009/040609.html.
18. Direktur Pusat
Data Es dan Salju Nasional, Dr. Mark Serreze menyatakan, “Kita bisa meluncur ke
bawah dengan cepat dalam hal melewati titik kritis. Prosesnya sedang terjadi
saat ini. Kita melihat sekarang sedang terjadi,” dikutip dalam R. Black,
“Arctic Ice ‘is at tipping point’”, BBC News, 28 Agustus 2008, http://news.bbc.co.uk/2/hi/7585645.stm.
Pusat Data Es dan Salju Nasional di AS juga mencatat, “Es lautan Arktik
secara umum mencapai luas minimum tahunannya pada pertengahan September. Bulan
Agustus [2010] ini, luas es adalah yang terendah kedua dalam rekaman satelit,
setelah tahun 2007. Pada tanggal 3 September 2010, luas es turun di bawah
minimum musiman untuk tahun 2009, menjadi yang terendah ketiga dalam rekaman
satelit. Selat Timur Laut dan Jalur Laut Utara bebas es secara luas,
memungkinkan potensi untuk pelayaran mengelilingi Lautan Kutub Utara. Silakan
lihat “Updated minimum Arctic sea ice extent,” 27 September 2010, http://nsidc.org/arcticseaicenews/2010/092710.html.
19. Jonathan L.
Bamber, “Reassessment of the Potential Sea-Level Rise from a Collapse of the
West Antarctic Ice Sheet.” Science, 15 Mei 2009 324: 901-903 [DOI:
10.1126/science.1169335] (dalam artikel riset). Ringkasan online ada di http://www.sciencemag.org/content/324/5929/901.short.
20. Dari Survei
Geologi AS, “The Water Cycle: Water Storage in Ice and Snow.” Tersedia online
di http://ga.water.usgs.gov/edu/watercycleice.html.
21. Organisasi
Internasional untuk Migrasi, “Migration, Climate Change, and Environmental
Degradation: A Complex Nexus.” Tersedia online di http://www.iom.int/jahia/Jahia/complex-nexus.
22. Pada Konferensi
Ketiga UNFCCC yang diadakan di Kyoto, Jepang, H.E. Maumoon Abdul Gayoom dari
Maladewa berseru agar para pemimpin dunia mengatasi perubahan iklim sebagai
berikut: Maladewa merupakan salah satu negara kecil. Kami bukan dalam posisi
untuk mengubah haluan kejadian di dunia. Tetapi apa yang Anda lakukan atau
tidak lakukan di sini akan besar pengaruhnya bagi nasib rakyat saya. Itu juga
bisa mengubah haluan sejarah dunia.”
23. “Methane
Bubbling From Arctic Lakes, Now And At End Of Last Ice Age,” Science Daily,
26 Oktober 2007, http://www.sciencedaily.com/releases/2007/10/071025174618.htm. Lihat juga “Scientists Find Increased
Methane Levels in Arctic Ocean,” Science Daily, 18 Desember 2008, http://www.sciencedaily.com/releases/2008/12/081217203407.htm.
Dalam beberapa laporan baru para ilmuwan telah mendokumentasikan pelepasan
metana yang intens dari wilayah dasar laut dekat Siberia Timur, Rusia, dan
Spitsbergen. Sebagai contoh, lihat Judith Burns, “Methane Seeps from Arctic
Sea-bed,” BBC News, 19 Agustus 2009, http://news.bbc.co.uk/2/hi/8205864.stm,
dan Steve Connor, “Exclusive: The Methane Time Bomb,” The Independent,
23 September 2009, http://www.independent.co.uk/environment/climate-change/exclusive-the-methane-timebomb-938932.html.
24. Lihat John
Atcheson, “Ticking Time Bomb,” Baltimore Sun, 15 Desember 2004, dari http://www.commondreams.org/views04/1215-24.htm.
25. Dr. Gregory
Ryskin dari Universitas Northwestern membicarakan risetnya yang menunjukkan
bahwa 250 juta tahun yang lalu ledakan metana dari lautan menyebabkan kepunahan
90% spesies laut dan 75% spesies darat, menambahkan, “Jika itu pernah terjadi,
itu bisa terjadi lagi.” http://pangea.stanford.edu/research/Oceans/GES205/methaneGeology.pdf.
26. Sebagai contoh,
dalam sebuah wawancara dengan Supreme Master Television, Ahli Es India Dr.
Jagdish Bahadur membicarakan hubungan antara penyusutan gletser dan bencana
seperti halnya banjir dan kekeringan sebagai berikut: “Gletser Himalaya pada
umumnya menyusut seperti di tempat lain di planet ini karena pemanasan global.
Pencairan yang berlanjut pada kecepatan saat ini akan mengakibatkan banjir
besar. Dengan segera ketika gletser menyusut mereka melepaskan lebih banyak air,
diikuti oleh kekeringan parah.” Supreme Master TV, “Gletser Himalaya
Menghilang,” 25 Maret 2009. http://suprememastertv.com/ina/bbs/board.php?bo_table=sos_video&wr_id=83&goto_url.
27. US Environmental
Protection Agency (Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat), “Climate
Change-Health and Environmental Effect: Extreme Events”. http://www.epa.gov/climatechange/effects/extreme.html.
28. Anne Minard, “No
More Glaciers in Glacier National Park by 2020?” National Geographic News,
2 Maret 2009. http://news.nationalgeographic.com/news/2009/03/090302-glaciers-melting.html.
29. Universitas Colorado
di Boulder, “Western Water Supplies Threatened by Climate Change: Warming
climate could deplete reservoir storage in the Colorado River Basin by
mid-century,” Juli 2009. http://geology.com/press-release/colorado-river-water-supply.
30. “Loss of Andes
Glaciers Threatens Water Supply,” Tehran Times, 28 November 2007. http://www.tehrantimes.com/index_View.asp?code=158041.
31. Pew Oceans
Commission, America’s Living Oceans: Charting a Course for Sea Change: a Report
to the Nation, 2003. Tersedia online di http://www.pewtrusts.org/our_work_report_detail.aspx?id=30009.
32. Robert J. Diaz
dan Rutger Rosenberg, “Spreading Dead Zones and Consequences for Marine
Ecosystems,” Science, Vol. 321. no. 5891 (2008): 926 – 929. http://www.precaution.org/lib/marine_dead_zones_growing.080815.pdf.
33. “Big Fish Stocks
Fall 90 Percent Since 1950, Study Says,” National Geographic News, 15
Mei 2003, http://news.nationalgeographic.com/news/2003/05/0515_030515_fishdecline.html.
34. “Oceans´ Fish
Could Disappear by 2050,” Discovery News, 17 Mei, 2010. http://news.discovery.com/earth/oceans-fish-fishing-industry.html.
35. Robert McClure,
“Dead Orca is a ‘Red Alert’”, Seattle Post Intelligencer, 7 Mei 2002. http://www.seattlepi.com/local/69418_whale07.shtml.
36. Sebagai contoh
kebakaran semak-semak Sabtu Kelam yang terjadi di negara bagian Victoria
Australia pada hari Sabtu, 7 Februari 2009 menghasilkan kematian tertinggi
negara ini karena kebakaran semak-semak. 173 orang meninggal sebagai akibat
dari kebakaran tersebut dan 414 luka-luka. http://www.abc.net.au/innovation/blacksaturday/#/stories/mosaic.
37. Bank Dunia,
Republic of Peru Environmental Sustainability: A Key to Poverty Reduction in
Peru. 1 Juni, 2007. http://siteresources.worldbank.org/INTPERUINSPANISH/Resources/PERU_CEA_Full_Report_eng.pdf.
Lihat juga Bank Dunia, “Climate Change Aspects in Agriculture: Peru Country
Note” Januari 2009, hal. 3, http://siteresources.worldbank.org/INTLAC/Resources/257803-1235077152356/Country_Note_Peru.pdf.
38. “Children Die in
Harsh Peru Winter,” BBC News, 12 Juli, 2009. http://news.bbc.co.uk/2/hi/8146995.stm.
39. Badan
Perlindungan Lingkungan AS (USEPA), “Climate Change – Health and Environmental
Effects: Extreme Events,” http://www.epa.gov/climatechange/effects/extreme.html.
40. “Thirty-Eight
Percent of World’s Surface in Danger of Desertification”, Science Daily,
10 Februari 2010, http://www.sciencedaily.com/releases/2010/02/100209183133.htm.
41. “Drought causes
water shortage for five-million people in China,” Earth Times, 23
Agustus 2009. http://www.earthtimes.org/articles/news/282501,drought-causes-water-shortage-for-5-million-people-in-china.html.
42. “Australia
Wildfire Death Toll Reaches 200,” CBC News, 17 Februari 2009, http://www.cbc.ca/world/story/2009/02/17/australia-wildfires.html.
43. “What is
Deforestation?” Lesson Plans by Lisa M.
Algee, Environmental Education PhD student, the University of California
at Santa Cruz,” http://kids.mongabay.com/lesson_plans/lisa_algee/deforestation.html.
44. World Wildlife
Foundation, “Deforestation,” http://wwf.panda.org/about_our_earth/about_forests/deforestation.
45. Yacov Tsur et.
al., Pricing Irrigation Water: Principles and Cases from Developing
Countries, Washington: Resource for the Future, 2004, 220.
46. “Argentina has
lost nearly 70% of its forests in a century,” France 24, 1 Oktober 2009.
http://www.france24.com/en/20090926-argentina-lost-major-part-forests-century-soy-crops-environment.
47. Rhett A. Butler,
“98% of Orangutan Habitat Gone in the next 15 Years,” Mongabay.com, 11
Juni 2007, http://news.mongabay.com/2007/0611-indonesia.html.
Lihat juga UNEP, The Last Stand of the Orangutan, tersedia online di http://www.unep.org/grasp/docs/2007Jan-LastStand-of-Orangutan-report.pdf.
48. Karbon hitam
akan lebih banyak dibahas. Cukup untuk dicatat di sini bahwa para ilmuwan dari
Institut Penelitian Ruang Angkasa Goddard NASA dan Drew Shindell dan Greg
Faluvegi dari Universitas Columbia telah menemukan karbon hitam merupakan
perantara individu terbesar kedua atau ketiga setelah metana dan CO2,
dan bertanggung jawab bagi 50% pencairan Arktik. Lihat Drew Shindell dan Greg
Faluvegi, “Climate response to regional radiative forcing during the twentieth
century.” Nature Geoscience 2 (April 2009), 294–300. Ringkasan online ada di http://www.nature.com/ngeo/journal/v2/n4/abs/ngeo473.html.
Sama halnya, Noel Keenlyside,
peneliti iklim di Institut Ilmu Kelautan Leibniz di Jerman menunjukkan, “Di
daerah Kutub Utara dan Selatan, jatuhnya karbon hitam di atas salju dan es
menyebabkan permukaan itu menyerap lebih banyak panas matahari,” Noel
Keenlyside, “Atmospheric science: Clean air policy and Arctic warming” Nature
Geoscience, 2 (2009): 243 - 244. Ringkasan online ada di www.nature.com/ngeo/journal/v2/n4/full/ngeo486.html.
49. Julia Whitty,
“Animal Extinction: A Great Threat to Mankind.” The Independent, 30
April 2007. http://www.independent.co.uk/environment/animal-extinction--the-greatest-threat-to-mankind-397939.html
50. IPCC (Panel
Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim). Fourth Assessment Report: Changes in
Atmospheric Constituents and in Radiative Forcing, 2007, 212. Tersedia online
di http://www.ipcc.ch/pdf/assessment-report/ar4/wg1/ar4-wg1-chapter2.pdf.
51. Untuk lebih
jelasnya, silakan lihat penelitian Forum Kemanusiaan Global, “Climate Change
The Human Impact Report: The Anatomy of a Silent Crisis.” http://www.eird.org/publicaciones/humanimpactreport.pdf.
52. Kevin Watkins et
al., The 2006 Human Development Report: Beyond scarcity: Power, poverty and the
global water crisis, United Nations Development Programme, 2006, 20, 23. http://hdr.undp.org/en/reports/global/hdr2006.
53. FAO, ”1.02
Billion People Hungry—One Sixth of Humanity Undernourished—More Than Ever
Before”, FAO Media Center, 19 Juni 2009. http://www.fao.org/news/story/0/item/20568/icode/en.
54. Megan Rowling,
“Climate Change Causes 315,000 Deaths a Year-Report” Reuters, 29 Mei
2009, http://www.reuters.com/article/idUSLS1002309.
55. Ibid.
56. “Peru Health
Ministry Warns of possible dengue fever in Lima, insists on prevention,” Andean
Air Mail and Peruvian Times, 2 Maret 2009, http://www.peruviantimes.com/peru-health-ministry-warns-of-possible-dengue-fever-in-lima-insists-on-prevention/021936.
57. Diterima secara
luas bahwa meningkatnya banjir dan kekeringan yang dipicu pemanasan global
meningkatkan penyebaran epidemi di wilayah yang tidak siap untuk penyakit
tersebut. Sebagai contoh, laporan Washington Post baru-baru ini
menyatakan, “Malaria mendaki gunung mencapai populasi di dataran lebih tinggi
di Afrika dan Amerika Latin. Kolera tumbuh di laut yang lebih hangat. Demam
berdarah dan penyakit Lyme bergerak ke utara. Virus Nil Barat, tidak pernah
terlihat di benua ini hingga tujuh tahun lalu, telah menginfeksi lebih dari
21.000 orang di Amerika Serikat dan Kanada dan membunuh lebih dari 800 orang.
Organisasi Kesehatan Dunia telah menemukan lebih dari 30 penyakit baru atau
yang muncul kembali dalam tiga dekade terakhir, beberapa ahli mengatakan
ledakan seperti ini belum pernah terjadi sejak Revolusi Industri yang mendorong
banyak orang berkumpul di kota-kota besar.” Lihat Struck, Doug, “Climate Change
Drives Disease To New Territory,” The Washington Post, 5 Mei 2006. http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/05/04/AR2006050401931.html.
Lihat juga Alyshah Hasham, “Climate change spreads infectious diseases
worldwide,” International News Services. http://www.internationalnewsservices.com/articles/1-latest-news/17833-climate-changespreads-infectious-diseases-worldwide.
58. “Scientists:
`Arctic is Screaming´: Global Warming May Have Passed Tipping Point,” Fox
News, 12 Desember 2007. Tersedia online di http://www.foxnews.com/story/0,2933,316501,00.html.
59. Dari “Livestock
a major threat to environment: Remedies urgently needed.” FAO Newsroom,
29 November 2006. Tersedia online di http://www.fao.org/newsroom/en/news/2006/1000448/index.html.
60. Dari Peter
Fricker, “Care about the environment? Eat less meat.” Global and Mail,
23 Jan 2008 Tersedia online di http://www.theglobeandmail.com/news/world/article661961.ece.
61. Jerry Mayer dan
John P. Holms eds., Bite-size Einstein: Quotations on Just About Everything
from the Greatest Mind of the Twentieth Century. St. Martin’s Press, New
York, 1996, p. 10.
Bab 3
62. IPCC, Fourth
Assessment Report, 212.
63. Kirk Smith,
“Methane Controls Before Risky Geo-engineering, Please,” New Scientist
2714 (25 Juni 2009). http://www.goodplanet.info/eng/Contenu/Points-de-vues/Methane-controls-before-risky-geoengineering-please/(theme)/268.
64. Goodland dan
Anhang, “Livestock and Climate Change.”
65. William Collins,
Guru Besar Ilmu Bumi dan Planet, Universitas California, Berkeley, AS telah
menunjukkan perubahan mendadak pada iklim yang bisa ditimbulkan oleh metana:
“Molekul gas metana yang terkurung di dalam es merupakan bentuk yang sangat
terkonsentrasi dimana ketika es mencair mereka mengembang hingga 164 kali
volume bekunya dan 72 kali lebih kuat daripada karbon dioksida sebagai GRK.”
Lihat Peter Preuss, “Impacts: On the Threshold of Abrupt Climate Change.” Berkeley
Lab News Letter, 17 September 2008, http://newscenter.lbl.gov/feature-stories/2008/09/17/impacts-on-the-threshold-of-abrupt-climate-change/.
66. Untuk lebih
jelasnya mengenai pelepasan metana dari lautan, lihat Cornelia Dean, “Study
Says Undersea Release of Methane Is Under Way,” The New York Times, 4
Maret, 2010. http://www.nytimes.com/2010/03/05/science/earth/05methane.html,
juga Michael Fitzpatric, “Methane release looks stronger”, BBC News, 6
Januari 2010, http://news.bbc.co.uk/2/hi/8437703.stm.
Untuk pelepasan metana dari danau, lihat Katey M. Walter et al., “Methane
production and bubble emissions from arctic lakes: Isotopic implications for
source pathways and ages,” Journal of Geophysical Research 113, http://www.fs.fed.us/pnw/pubs/journals/pnw_2008_Walter001.pdf,
juga Katey M. Walter et al., “Methane bubbling from Siberian thaw lakes as a
positive feedback to climate warming”, Nature (2006) 443. http://www.nature.com/nature/journal/v443/n7107/abs/nature05040.html.
67. Katey Walter,
“Siberian Lakes Burp Time-Bomb Greenhouse Gas” Science Daily, 8
September, 2006. http://www.sciencedaily.com/releases/2006/09/060908094051.htm.
68. Peter Ward,
“Impact From the Deep,” Scientific American, 18 September 2006, http://www.scientificamerican.com/article.cfm?id=impact-from-the-deep&sc=I100322,
dan “Belajar dari Masa Lalu: Kepunahan Masal dan Pemanasan Global bersama Dr.
Peter Ward” di Supreme Master TV, 23 September, 2009. http://suprememastertv.com/ina/pe/?wr_id=87&page=4&page=4#v.
Juga L.R. Kump, A. Pavlov dan M. A. Arthur, “Massive release of hydrogen
sulfide to the surface ocean and atmosphere during intervals of oceanic
anoxia”. Geology, v. 33 (2005), 397–400.
69. Para ilmuwan
telah menemukan bahwa “industri peternakan [termasuk daging, telur dan susu]
bertanggung jawab untuk 65% emisi dinitrogen oksida yang disebabkan oleh
manusia di seluruh dunia. Lihat Steinfeld et al., Livestock’s Long Shadow,
114.
70. Sejumlah
penelitian telah menyebut isu ini, khususnya yang dilakukan oleh Profesor
Heitor Evangelista dan rekan-rekan di Universitas Negeri Janeiro di Brasil,
Profesor Mark Jackson dari Universitas California di Berkeley, Greenpeace and
Friends of the Earth. Lihat laporan berita oleh Lauren Morello, “Cutting Soot
Emissions May Slow Climate Change in the Arctic,” Scientific American, 2
Agustus, 2010. http://www.scientificamerican.com/article.cfm?id=cutting-soot-emissions-may-slow-climate-change-in-the-arctic
dan juga oleh Randy Boswell, “Soot is Second Leading Cause of Climate
Change: Study,” Ottawa Citizen, 1 Agustus 2010. http://www.ottawacitizen.com/technology/Soot+second+leading+cause+climate+change+study/3349011/story.html?cid=megadrop_story#ixzz0vekfEf8s.
71. Lihat “Wawancara
bersama Dr. Kirk Smith, Guru Besar Kesehatan Lingkungan Global di UC Berkeley,”
Supreme Master TV, 1 Juli 2008. http://SupremeMasterTV.com/ina/bbs/tb.php/sos_video/21.
72. Monica Bruckner,
“The Gulf of Mexico Dead Zone,” http://serc.carleton.edu/microbelife/topics/deadzone.
73. SIWI dan IWMI,
“Saving Water from Field to Fork.” Juga lihat Natural Resources Defense
Council, “Facts about Pollution from Livestock Farms,” http://www.nrdc.org/water/pollution/ffarms.asp.
74. Robert J. Diaz
and Rutger Rosenberg, “Spreading Dead Zones and Consequences for Marine
Ecosystems.”
75. Dr. Andrew Bakun
dan rekannya, Dr. Scarla Weeks dari Universitas Cape Town di Afrika Selatan,
telah menemukan bahwa penangkapan ikan sarden berlebihan di lepas pantai
tenggara Afrika bisa menjadi faktor dalam letusan dua gas beracun—hidrogen
sulfida dan metana—dari dasar Laut Atlantik. Hidrogen sulfida menyebabkan bau
telur busuk yang menjijikkan yang telah lama menyusahkan (dan membingungkan)
penduduk di Namibia, sementara juga meracuni ikan dan menyebabkan zona mati
yang kekurangan oksigen di dalam air. Lihat Andrew Bakun dan Scarla J. Weeks,
“Greenhouse gas buildup, sardines, submarine eruptions and the possibility of
abrupt degradation of intense marine upwelling ecosystems” Ecology Letters
(2004) vol.7, issue 11, 1015–1023. http://woldlab.caltech.edu/~tristan/silence/bakun_2004_eco_letters.pdf.
76. Dari Thomas
Lane, “UN Official Warns on Fisheries Losses.” BBC News, 21 Mei 2010, http://www.bbc.co.uk/news/10128900.
77. David Pimentel,
ahli ekologi dan Profesor Emeritus di Universitas Cornell, Amerika Serikat
memperingatkan, “Dengan 87% dari total volume air yang digunakan untuk produksi
ternak, Amerika Serikat akan segera menjadi negara yang kekurangan air.”
Pimentel, “U.S. could feed 800-million people with grain that livestock eat,
Cornell ecologist advises animal scientists,” Cornell Science News, 7
Agustus 1997. http://www.news.cornell.edu/releases/aug97/livestock.hrs.html.
78. Lihat, misalnya,
Anne Minard, “No More Glaciers in Glacier National Park by 2020?” National
Geographic News, 2 Maret 2009, http://news.nationalgeographic.com/news/2009/03/090302-glaciers-melting.html. Untuk laporan ilmiah, lihat R. D.
Moore et al., “Glacier change in western North America: influences on
hydrology, geomorphic hazards and water quality,” Hydrological Processes
23 (2009), 42—61. DOI: 10.1002/hyp.7162. http://www.glaciers.pdx.edu/fountain/MyPapers/MooreEtAl2009_GlacierChangeWaterRunoff.pdf.
79. Sebuah studi
klasik tentang topik ini adalah Marcia Kreith, Water Inputs in California
Food Production, yang ditulis untuk Water Education Foundation, Sacramento,
CA. 1991. http://www.sakia.org/cms/fileadmin/content/irrig/general/kreith_1991_water_
inputs_in_ca_food_production-excerpt.pdf.
80. Marlow Vesterby
and Kenneth S. Krupa, Major Uses of
Land in the United States, 1997 Statistical Bulletin (SB973) September 2001
http://www.ers.usda.gov/publications/sb973/sb973.pdf.
81. Lihat The United
Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD), “Ten Years on: UN marks
World Day to Combat Desertification,” 17 Juni 2004, http://www.unccd.int/publicinfo/pressrel/showpressrel.php?pr=press01_06_04.
82. Yacov Tsur, Pricing
Irrigation Water: Principles and Cases from Developing Countries, 220.
83. Juliet Gellatley
dan TonyHardle, The Silent Ark: A Chilling Exposé of Meat. HarperCollins
Publishers Ltd, 1996.
84. Harvey Blatt, America’s
Food: What You don’t Know about What You Eat. Boston: MIT Press, 2008, 136.
85. Dari “Ilmu
Pengetahuan dan Solusi Pemanasan Global,” Supreme Master Television, Agustus
2008. http://SupremeMasterTV.com/ina/bbs/tb.php/sos_video/16.
86. Menurut para
ilmuwan IPCC, pembabatan atau pembukaan hutan menyumbang dari 17,4% hingga
sepertiga emisi GRK atmosfer dunia. Lihat IPCC, Fourth Assessment Report,
Synthetic Report, Bagian 2, hal 36 dan Working Group Report, bagian 7, hal
527.
87. John Robbins,
Diet for a New America, dikutip dari http://whitt.ca/soapbox/vegetarian.html.
88. Julie Denslow
dan Padoch Christine, People of the Tropical Rainforest. University of
California Press, 1988, 169.
89. Lihat Greenpeace
Inggris, “The Congo Rainforest of Central Africa,” http://www.greenpeace.org.uk/forests/congo.
90. Sebuah studi
oleh Institut Rodale, Amerika Serikat menyatakan, “Meskipun iklim dan jenis
tanah mempengaruhi kapasitas penangkapan [CO2], upaya berkali-kali
penelitian ini membuktikan bahwa praktik pertanian organik jika dilakukan pada
3,5 miliar hektar tanah di planet ini bisa menangkap hampir 40% dari emisi CO2
saat ini.” Lihat Timothy LaSalle dan Paul Hepperly, “Regenerative Organic
Farming: A Solution to Global Warming” (2008). Tersedia online di http://www.rodaleinstitute.org/files/Rodale_Research_Paper-07_30_08.pdf.
91. Dalam sebuah
wawancara dengan Supreme Master Television, Profesor Sains Geofisika di
Universitas Chicago Dr David Archer menyatakan, “Sangat jelas bahwa ketika Anda
menanam biji-bijian dan kemudian memberikan kepada hewan dan lalu memakan hewan
tersebut, Anda kehilangan 90% energi dari gandum asalnya, sehingga bukan saja Anda
memberi makan lebih sedikit orang dari pertanian yang Anda miliki tetapi
seperti yang mereka temukan, ini juga membutuhkan lebih banyak energi bahan
bakar fosil untuk melakukannya.” Lihat Supreme Master TV, “Ilmu Pengetahuan dan
Solusi untuk Perubahan Iklim” http://suprememastertv.com/ina/bbs/board.php?bo_table=sos_video& wr_id=16. Juga, Earth Save
International telah meringkas tingginya biaya produksi daging sebagai berikut:
“12 pon gandum: membuat delapan roti atau dua piring spaghetti. 55 kaki persegi
hutan hujan: Untuk setiap pon daging sapi dari hutan hujan, sekitar 600 pon
materi hidup berharga hancur, termasuk 20 sampai 30 spesies tanaman, lebih dari
100 spesies serangga dan puluhan mamalia dan reptil. 2.500 galon air: ini dapat
digunakan untuk menanam lebih dari 50 pon buah-buahan dan sayuran.” Lihat Earth
Save International, “The Hamburger Poster,” http://www.earthsave.org/support/hamburgerSMALL.pdf.
92. John Robbins, Diet
for a New America: How Your Food Choices Affect Your Health, Happiness and the
Future of Life on Earth. Tiburon: H. J. Kramer, 1987, 367.
93. Berikut adalah
beberapa angka dan statistik. Menurut sebuah studi oleh International Union for
the Conservation of Nature, 30% dari mamalia di dunia, burung dan spesies
amfibi saat ini terancam punah karena tindakan manusia. Lihat The Millennium
Ecosystem Assessment Report, 2005. http://maweb.org/en/Reports.aspx.
Lebih dari satu juta spesies akan hilang dalam 50 tahun mendatang. Selain itu,
di antara 45.000 spesies yang dipantau oleh IUCN, 40% terancam punah pada tahun
2008. Lihat “IUCN Red List reveals world’s mammals in crisis,” IUCN News
release, 6 Oktober 2008. http://www.iucn.org/search.cfm?uNewsID=1695.
94. General
Accounting Office AS dulu sekali pernah menetapkan bahwa secara keseluruhan
ternak menghasilkan limbah 130 kali lebih banyak daripada manusia. Babi
menghasilkan tiga kali kotoran dibandingkan manusia, dan sapi menghasilkan 21
kali jumlah limbah yang dihasilkan oleh manusia. Lihat Animal Agriculture
Waste Management Practice, 1999, http://www.gao.gov/archive/1999/rc99205.pdf.
95. F. Ackerman dan
EA Stanton, Climate Change – the Costs of Inaction: Report to Friends of the
Earth England, Wales and Northern Ireland, 2006, http://www.foe.co.uk/resource/reports/econ_costs_cc.pdf.
Juga lihat F. Ackerman, Climate Change: The Costs of Inaction: Testimony
presented to: United States Congress House Committee on Energy and Commerce,
2009. http://www.e3network.org/opeds/Ackerman_testimony_April22.pdf.
96. Dari B. Barrett
dan A. Lim, “Japan to suffer huge climate costs.” OurWorld 2.0 (United
Nations University), 30 Juni 2009. http://ourworld.unu.edu/en/japan-examines-costs-of-climate-change.
97. Elke Stehfest et
al., “Climate benefits of changing diet.” The Netherlands Environmental
Assessment Agency. 2009. Tersedia online di http://www.pbl.nl/en/publications/2009/Climate-benefits-of-changing-diet.html.
98. Lihat “Heart
disease and Stroke Statistics 2010 Update: A Report From the American Heart
Association”, Circulation, 2010; 121; e46-e215 p. e206. http://circ.ahajournals.org/cgi/content/full/121/7/e46.
99. Lihat kajian
Center for Disease Control and Prevention, “Diabetes, Success and Opportunities
for Population-Based Prevention and Control: At a Glance 2010” http://www.cdc.gov/chronicdisease/resources/publications/aag/ddt.htm.
Juga, F.G. Jansman et al., “Cost considerations in the treatment of
colorectal cancer,” Pharmacoeconomics. No. 25 (2007), 537-562. Ringkasan
online di http://ideas.repec.org/a/wkh/phecon/v25y2007i7p537-562.html.
100. Bagian ini
diambil dari wawancara Maha Guru Ching Hai bersama wartawan Ben Murnane pada
tanggal 7 Juli 2009. Wawancara ini diterbitkan tanggal 12 Juli 2009 di Irish
Sunday Independent, Irlandia, dengan judul, “An Urgent Call to Save Our
Planet.” Lihat videonya di: http://www.suprememastertv.com/ina/wow/?wr_id=365&page=9&page=9#v.
101. Foodwatch,
“Organic: A Climate Savior? The Foodwatch report on the greenhouse effect of
conventional and organic farming in Germany. May 2009.” http://foodwatch.de/foodwatch/content/e6380/e24459/e24474/foodwatch_report_on_the_greenhouse_effect_of_farming_05_2009_ger.pdf.
102. Ibid.
103. Lihat Gowri
Koneswaran dan Danielle Nierenberg, “Global Farm Animal Production and Global
Warming: Impacting and Mitigating Climate Change” (bagian diskusi), Environmental
Health Perspectives, 116(5) (Mei 2008): 578-582, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2367646.
104. William
Lambers, “250,000 die of hunger each day,” History News Network (George
Mason University), 7 Oktober 2007, http://hnn.us/articles/27396.html.
Bab 4
105. Pada konferensi
video yang diadakan pada bulan Januari 2008 di Los Angeles, AS, Maha Guru Ching
Hai menanggapi pertanyaan tentang pesan apa yang akan beliau sampaikan kepada
para pemimpin dunia. Paragraf ini adalah bagian dari jawabannya.
106. Pada bulan
September 2010, jumlah negara-negara yang telah memberlakukan larangan merokok
sudah mencapai 94.
107. Worldwatch
Institute. “Matters of Scale -The Price of Beef,” Worldwatch Magazine,
Juli/Agustus 1994. Tersedia online di http://www.worldwatch.org/node/791.
108. Dalam beberapa
tahun terakhir, subsidi pertanian di Amerika Serikat tetap tinggi bahkan di
tahun–tahun dengan keuntungan mendekati rekor. Pemerintah AS membayar sekitar
US$ 20-25 miliar subsidi langsung kepada peternak setiap tahunnya. Menurut
Anggaran Tahun Fiskal 2006 USDA, subsidi biji-bijian untuk makanan hewan saja
mencapai lebih dari 35% dari jumlah ini. Antara tahun 2003 dan 2004, AS
menghabiskan US$ 3,6 miliar pada jagung dan kedelai untuk pakan ternak setiap
tahun. Hal ini membuat harga pakan biji-bijian di bawah biaya produksi. Lihat
Institute of Agriculture and Trade Policy, Trade and Global Governance Program,
“Below-Cost Feed Crops: An Indirect Subsidy for Industrial Animal Factories,”
Juni 2006, http://www.worc.org/userfiles/IATP%20cheap%20grain.pdf.
109. Slaughterhouse:
The Shocking Story of Greed, Neglect and Inhumane Treatment Inside the U.S.
Meat Industry, oleh Gail A. Eisnitz (Human Farming Association, 2006)
menunjukkan bahwa satu hamburger dapat berisi hingga 100 sapi yang berbeda, dan
satu sapi yang terinfeksi dapat mencemari hingga 16 ton daging sapi.
110. Para editor
dari AlterNet.org, “The Seven Deadly Myths of Industrial Agriculture: Myth
Three,” 5 September 2002, http://www.alternet.org/story/13904.
111. Pada tahun
2008, 11 kebun organik sudah beroperasi di kota itu, misalnya, lihat Helen
Kilbey, “South Africa, Cape Town Goes Organic,” AllAfrica.com, 14
Januari 2008, http://www.regoverningmarkets.org/en/news/southern_africa/south_africa_cape_town_goes_organic.html.
Lihat juga “From the Ground Up: Organic
Gardening Fuels a Food Revolution,” AllAfrica.com, 9 Januari 2008, http://allafrica.com/specials/organic_food_sa.
112. Pupuk baru yang
diimpor dari Tanzania telah membantu petani Kenya mengurangi keasaman tanah dan
meningkatkan hasil per-hektar biji-bijian seperti jagung sebesar 30 persen. Di
Uganda, produktivitas pertanian diperkirakan akan meningkat setelah janji
baru-baru ini oleh Korea untuk membangun sebuah pabrik pupuk organik di sana.
Lihat Kementrian Pertanian, Republik Kenya, “Farmers to Reap Maximum Benefits
from Organic Fertilizer,” http://www.kilimo.go.ke/index.php?option=com_content&view=article&catid=149%3Anews&id=266%3Afarmers-to-reap-maximum-benefits-from-organicfertilizer&Itemid=46.
113. “Makanan
organik telah lama dianggap sebagai pasar yang kecil dan kemewahan bagi
konsumen kaya. Akan tetapi, para peneliti di Denmark menemukan bahwa tidak akan
ada efek negatif serius terhadap ketahanan pangan untuk sub-Sahara Afrika jika
50% dari lahan pertanian di daerah pengekspor makanan Eropa dan Amerika Utara
ini diubah menjadi organik pada tahun 2020” Lihat “Researchers: Organic Push
won´t hurt world food supply,” USA Today, 5 Mei 2007. ftp://ftp.fao.org/paia/organicag/OFS/press4.pdf.
114. Menurut IFOAM,
pasar global untuk makanan dan minuman organik saat ini diperkirakan sekitar
US$ 50 miliar, dan meningkat sebesar 10-20 persen setiap tahunnya dari tahun
2000 hingga 2007. Sub-sektor ini memberikan peluang ekspor yang unik untuk
negara-negara berkembang karena 97 persen dari pendapatan dihasilkan di
negara-negara OCED, sementara 80 persen dari produsen berada di negara-negara
berkembang Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Lihat UNEP, “Organic Agriculture in
Uganda,” http://www.unep.org/greeneconomy/SuccessStories/OrganicAgricultureinUganda/tabid/4655/language/en-US/Default.aspx.
Juga lihat UNEP, “Environment-Led Green Revolution Key to Future Food Security
in Africa,” Press Release, 14 Mei 2009, http://www.grida.no/news/press/3680.aspx.
115. Ivette Perfecto
et al, “Organic Agriculture and the Global Food Supply,” Renewable
Agriculture and Food Systems, 22 (2007): 86-108. http://agr.wa.gov/Foodanimal/Organic/Certificate/2008/NewsRelease/BadgleyResearchPaper.pdf.
116. “Organic farms
best for wildlife,” BBC News, 3 Agustus 2005. http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/4740609.stm.
117. Lihat Al
Meyerhoff, “The loss of billions of bees raises questions about our pesticide
controls,” Los Angeles Times, 30 Juli 2008, http://beediary.wordpress.com/tag/ccd.
118. Timotius
LaSalle, “Organic farming could stop global climate change,” The Tree Hugger,
10 Oktober 2010, http://www.treehugger.com/files/2009/10/organic-faming-could-stop-global-climate-change.php.
119. C. Benbrook,
“Simplifying the Pesticide Risk Equation: The Organic Option,” State of
Science Review of the Organic Center, 8 Maret 2008, http://www.organic-center.org/reportfiles/Organic_Option_Final_Ex_Summary.pdf.
120. FAO, Organic
Agriculture and Food Security (2007). ftp://ftp.fao.org/paia/organicag/ofs/OFS-2007-5.pdf.
121. Lihat catatan
14. Ini mengacu pada penelitian oleh Badan Penilaian Lingkungan Belanda untuk
memberikan rekomendasi bagi pemerintah Belanda dan pembuatan kebijakan
internasional.
122. Lihat studi
oleh Dana Pembangunan Pertanian Internasional PBB (IFAD), “The Adoption of
Organic Agriculture Among Small Farmers in Latin America and the Caribbean,”
April 2003, Laporan No 1337. http://www.ifad.org/evaluation/public_html/eksyst/doc/thematic/pl/organic.htm.
123. Lihat catatan
14, 119.
124. Lihat John
Robbins, “The Pig Farmer,” April 2010, tersedia online di http://www.johnrobbins.info/blog/the-pig-farmer.
Lihat juga John Robbins, The Food Revolution: How Your Diet Can Help Save
Your Life and Our World.
125. Lihat Parlemen
Eropa, “2050, The Future begins today—Recommendations for the EU`s future
integrated policy on climate change,” 2 April 2009, http://www.europarl.europa.eu/oeil/file.jsp?id=5626312.
126. Lihat Jens
Holms, “The EU Parliament calls meat a Climate Threats,” 4 Februari 2009. http://jensholm.se/2009/02/04/the-eu-parliament-calls-meat-a-climate-threat.
127. Lihat Chris
Mason, “Belgian city plans veggie days,” BBC News, 12 Mei 2009, http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/8046970.stm.
128. Lihat Candra
Malik, “Prince Charles Gives $2.8b to preserve rainforest,” 30 Juli 2009. http://thejakartaglobe.com/news/prince-charles-gives-28b-to-preserve-rain-forests/321249.
129. Lihat “Who´s Up
for a Low-Carb Diet?” Sustainable Development Commission News (Irlandia
Utara), 18 Juni 2009, http://www.sd-commission.org.uk/news.php/246/ireland/whos-up-for-a-low-carb-diet.
130. Ibid.
131. Ini mengacu
pada buklet yang dihasilkan oleh Countryside Management Branch DARD yang
berjudul Code of Good Agricultural Practice, Agustus 2008, yang
memberikan praktik manajemen yang baik untuk menghindari polusi air, udara, dan
tanah. http://www.dardni.gov.uk/code_of_good_agricultural_practice_cogap_august_2008.pdf.
132. Lihat Hawaii
State Legislature, “Requesting the Board of Education to Develop a Policy to
Include Vegetarian and Vegan Meal Options in All School Menu Plans,” Laporan
HCR59 HD1, diajukan pada tanggal 2 November 2009. http://www.capitol.hawaii.gov/session2009/Bills/HCR59_HD1_.HTM.
133. Lihat Kota
Cincinnati, Climate Change Protection Action Plan-the Green Cincinnati Plan,
19 Juli 2008, 35, 209-211. Tersedia online di http://www.cincinnati-oh.gov/cmgr/downloads/cmgr_pdf18280.pdf.
134. Jennifer Duck,
“Bringing Home the Bacon, Vegan Style,” ABC News, 4 Mei 2007, http://abcnews.go.com/Politics/story?id=3139687&page=1,
lihat juga “Dennis Kucinich Celebrates Vegan Earth Day With A Special VEGGIE
Message,” http://www.ecorazzi.com/2009/06/30/dennis-kucinich-celebrates-vegan-earth-day-with-a-special-veggie-message.
135. Lihat Jason
Tomassini, “Senator goes vegetarian for week,” Gazette.Net, 29 April
2009, http://www.gazette.net/stories/04292009/takonew183650_32520.shtml.
Lihat juga Kailey Harless, “Raskin’s Revolution,” VegNews.com, 4 Mei
2007, http://www.vegnews.com/web/articles/page.do?pageId=688&catId=1.
136. Senin Tanpa
Daging, “Baltimore Schools Go Meatless,” http://www.meatlessmonday.com/baltimore-schools.
137. The San
Francisco Vegetarian Society, “San Francisco is First U.S. City to Declare
Mondays as`Veg Day,’” 7 April 2010, http://www.vegsource.com/news/2010/04/san-francisco-is-first-us-city-to-declare-monday-as-veg-day.html.
138. Lihat Pusat
Informasi Lingkungan Taiwan, “Jutaan orang mendaftar untuk melawan pemanasan
global dengan menjalankan pola makan vegetarian” (dalam bahasa China), http://e-info.org.tw/node/33565.
Bab 5
139. Dalam Survei
Nasional Tentang Memberi, Bersukarela dan Berpartisipasi (NSGVP), Statistics
Canada mewawancarai 2.389 warga Kanada yang berusia 15 sampai 24. Lihat Susan
Pedwell, “I want to make a difference,” Canadian Living, http://www.canadianliving.com/life/community/i_want_to_make_a_difference.php.
140. Menurut
penelitian Worldwatch, industri ternak menyumbang 51% gas rumah kaca yang
dihasilkan di Bumi. Lihat catatan 3.
141. Lihat catatan
90, hal 1.
142. Lihat Iowa Pork
Producers Association, “USDA to buy more pork,” 11 November 2009, http://www.iowapork.org/Newsroom/NewsForProducers/USDAporkbuy/tabid/1504/Default.aspx.
Juga lihat laporan dari National Pork Producers Council (NPPC), Capital Pork
Report (November 2009), http://nppc.org/uploadedfiles/cprNOV-6.pdf.
143. Ibid.
144. Lebih banyak
saran untuk kegiatan hijau tersedia di situs web Supreme Master Television, http://SupremeMasterTV.com/ina.
145. Lihat,
misalnya, dokumentasi Supreme Master TV, “Air Tidak Diperlukan! Pertanian
Kering di Au Lac (Vietnam)”, online gratis di http://www.SupremeMasterTV.com/ina/bbs/tb.php/pe/79,
“Menanam Buah dan Sayuran di Pasir – Sebuah Cerita Dari Au Lac (Vietnam)”, http://SupremeMasterTV.com/ina/bbs/tb.php/pe/72.
146. Linknya adalah http://SupremeMasterTV.com/ina/sos-flyer.
147. Didirikan pada
tanggal 7 Maret 2008, restoran vegan Loving Hut berjumlah lebih dari 221 pada
akhir Januari 2011.